Kamis, 22 April 2010

UP 4 BLOK 1

Dokter Hewan
A. Learning Objective
1. Tugas dokter hewan baik dalam lingkup kedinasan ataupun mandiri
2. Perhatian pemerintah terhadap profesi dokter hewan
3. Cara pengembangan peternakan dan pelayanan veteriner
4. Pengertian diagnosis dan prognosis
5. Pengertian rabies, anthrax,toksoplasmosis, SARS, H1N1, H5N1
B. Pembahasan
1. Tugas dokter hewan baik dalam lingkup kedinasan ataupun mandiri
Profesi dokter hewan memiliki peran yang sangat strategis dan tanggung jawab yang semakin berat pada era globalisasi seperti sekarang. Ditengah-tengah keprihatinan kita menghadapi wabah penyakit zoonosis. Sebagai garda terdepan dalam memerangi wabah penyakit zoonosis, pelayanan dan tindakan penanggulangan yang dilakukan harus benar-benar tepat pada sasaran, karena tugas seorang dokter hewan tidak hanya terkait pada kesehatan populasi hewan tetapi juga terkait dalam setiap aspek nyata dalam interaksi hewan dengan manusia dan hewan dengan lingkungannya.
Profesi dokter hewan mengalami berbagai tantangan ke depan, mengingat dalam menjalankan perannya dibutuhkan dokter hewan yang terlatih dengan pemahaman yang luas terhadap kesehatan masyarakat (public health) dan pencegahan penyakit (preventive medicine). Begitu juga dalam mengisi kekurangan dokter hewan yang terlatih dan memiliki kompetensi di posisi pengambil keputusan. Profesi ini juga dipengaruhi oleh adanya bidang-bidang baru dalam pengembangan industri, sebagai akibat dari sistem produksi pangan hewani yang baru, sumber daging hewan baru (kangguru, burung unta, wildebeest, dan lain sebagainya), dan hewan akuatik sebagai sumber protein.( Hafizuddin,2009)
Seorang dokter hewan dapat menjalankan profesinya baik secara kedinasan ataupun secara mandiri, berikut adalah tugas dokter hewan kedinasan ataupun mandiri,(Wiwiek B,2008) yaitu:
1. Dokter hewan kedinasan
A. Dokter hewan kedinasan mempunyai kewajiban – kewajiban kepada negara dengan pedoman – pedoman kerja sesuai aturan pemerintah dan adanya aturan hokum yang memayungi pekerjaannya.
B. Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan – kewenangan dan tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai oleh umumnya para dokter hewan.
C. Hubungan antara dokter hewan kedinasan/ layanan publik dan dokter hewan lain selaku sesama profesi haruslah berdasarkan kesejawatan profesi yang harmonis. Dalam hal ini harus saling menginformasikan demi kepentingan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
D. Dalam melakukan layanan publik Drh kedinasan harus memiliki kompetensi yang terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada rambu – rambu profesi veteriner .
2. Dokter hewan mandiri
Adalah suatu usaha medvet yang dikelola oleh satu dokter hewan yang mempertanggung jawabkan semua tindakannya secara individual. Dokter hewan tersebut harus memiliki home base berupa tempat administrasi, konsultasi dan ruang periksa/tindakan
A. Dokter hewan mandiri berkewajiban untuk memberikan layanan yang up to date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan layanan yang efisien. Diperlukan adanya standard untuk tempat, peralatan, fasilitas dan SDM.
B. Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan kesan yang profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di standard, meliputi kemampuan bicara, kemampuan menjelaskan, perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi nilai positif kepada reputasi profesi.
C. Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan yang dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk menerima klien pada keadaan yang dapat menjelaskan dasar penolakan.
Secara umum tugas-tugas teknis dokter hewan adalah sebagai berikut(Panduan Akademik,2009):
1. Pendiagnosaan, pencegahan, pengendalian, pemberantasan dan pengobatan penyakit menular pada hewan dan penyakit zoonosis.
2. Pemeliharaan dan pembudidaya hewan serta peningkatan produksi dan reproduksi ternak.
3. Pelestarian dan pemanfaatan satwa untuk kesejahteraan manusia, kelestarian lingkungan dan plasma nutfah.
4. Penjaminan mutu dan pengamanan bahan pangan asal hewan serta bahan-bahan asal hewan.
5. Peningkatan mutu gizi protein hewani, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan.
6. Pengawasan dan pengendalian mutu, pemakaian dan pengedaran obat hewan dan bahan-bahan biologis.
7. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran hewan.
8. Pendidikan kepada client (client education).

2. Perhatian pemerintah terhadap profesi dokter hewan
Peran dokter hewan di indonesia sampai saat ini belum begitu diperhatikan dan belum memperoleh hak-hak sesuai dengan bidang keahliannya. Hal ini bisa kita lihat dari peran para dokter hewan di bidang kehewanan. Banyak lingkungan dan wewenang atau posisi yang seharusnya diisi oleh dokter hewan malah diisi orang lain yang tidak punya keahlian di bidang tersebut sehingga permasalah-permasalahan tentang kehewanan dan kesehatan hewan tidak tuntas. Contoh kasus adalah tentang Avian Influenza(flu burung) sampai detik ini belum kunjung tuntas malahan semakin merajalela, padahal dana yang sudah terpakai begitu banyak. Hal ini terus saja bermunculan kasus-kasus penyakit yang lain, misalnya flu meksiko(H5N1)yang membuat geger seluruh dunia. Hal ini karena banyak tangan-tangan yang bukan ahlinya menangani kasus tersebut, sehingga penangananya terkesan asal-asalan dan jauh dari kaidah-kaidah keprofesionalan.
Belajar dari pengalaman Indonesia menanggulangi wabah flu burung pada unggas sejak munculnya pada bulan Juli 2003, maka dapat ditarik pelajaran bahwa salah satu penyebab dari kesulitan-kesulitan yang terjadi di lapangan adalah lemahnya peraturan perundangan di bidang kesehatan hewan. Faktor yang sangat terkait dengan hal ini adalah lemahnya sistem informasi kesehatan hewan yang seharusnya menjadi landasan dalam pengambilan keputusan dan ketidakmampuan untuk melaksanakan tindakan pemberantasan wabah sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
Untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawab sebagaimana disampaikan di atas, sudah saatnya profesi ini memiliki suatu peraturan perundangan yang mampu memberikan kedudukan hukum yang jelas kepada profesi ini seperti halnya dengan profesi medik lainnya (dokter, dokter gigi). Kebutuhan faktual untuk mengatur hal-hal yang sifatnya menyangkut keprofesian, antara lain yang menekankan kepada registrasi dan praktek dokter hewan, otoritas medik veteriner serta organisasi profesi yang berwenang memberikan lisensi.
Disamping itu dengan mengkaji secara cermat dan mendalam, maka disadari pula bahwa profesi dokter hewan ke masa depan memerlukan suatu peraturan perundangan baru dalam bentuk “Undang-undang Veteriner” (UU Veteriner). UU Veteriner yang mampu memberikan kekuatan hukum bagi profesi untuk menjalankan seluruh kewenangan dan tindakan veteriner dan medik yang diperlukan, mengingat sebagian besar pengaturan yang menyangkut kesehatan hewan dalam UU Nomor 6 Tahun 1967 dianggap sudah tidak relevan lagi.


Sebagaimana diketahui kewenangan (domain) dokter hewan secara baku meliputi:
1. perawatan kesehatan dan perlindungan pangan dan serat dari hewan produksi (food and fiber producing animals), hewan kesayangan dan hewan olahraga (companion and sporting animals) dan hewan laboratorium (laboratory animals).
2. perawatan kesehatan, perlindungan dan preservasi hewan kebun binatang (zoo animals) dan satwa liar (wildlife), termasuk spesies akuatik (aquatic species).
3. diagnosis, surveilans dan pengendalian penyakit menular dari hewan ke manusia, dan perlindungan terhadap ancaman lingkungan (environmental hazards) yang mengancam kesehatan hewan dan kesehatan manusia serta keamanannya.
4. aspek kesehatan dari produksi, pemrosesan dan pemasaran bahan pangan asal hewan.
5. penelitian veteriner dan bio-medik dasar dan komparatif serta aplikasi hasil-hasil penelitian terhadap kebutuhan hewan dan manusia.
UU Veteriner diharapkan dapat mengakomodir semua kepentingan-kepentingan veteriner di masa depan dan semua bidang yang terkait dengan veteriner seperti pertanian, peternakan, ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu makanan, legislasi, kedokteran dan kesehatan masyarakat, manajemen urban, manajemen satwa liar dan lain sebagainya.( Hafizuddin,2009).
3. Cara pengembangan peternakan dan pelayanan veteriner
Berikut adalah aspek-aspek yang harus di penuhi dalam pengembangan peternakan, yaitu:
1. Pemilihan bibit/anakan yang baik
2. Pemberian pakan yang memenuhi kebutuhan hewan ternak
3. Pembuatan kandang yang memenuhi syarat
4. Menjaga kesehatan hewan ternak
5. Penanganan dan pengelolaan perkembang biakan dengan baik
Layanan Keahlian Profesi Veteriner berkembang dari kepentingan manusia sehingga keahlian dokter hewan berdasarkan spesies hewan dan keilmuan.(Wiwiek B,2008)
A. Keahlian Spesies
1. Menangani hewan pangan/farm animal
2. Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus
3. Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.
4. Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi
5. Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia dan ilmu pengetahuan lainnya.
B. Keilmuan
Dalam bidang praktisi terbagi atas praktisi hewan ternak dan praktisi spesies individu antara lain :
• Ahli Bedah
• Ahli Mata
• Ahli Reproduksi
• Ahli Penyakit Dalam
• Ahli Dermatologi,
• Ahli Pathologi Klinik
• Ahli Nutrisi Klinik
• Ahli Akupunktur Veteriner.
Dalam bidang non praktisi antara lain :
• Ahli Epidemiologi
• Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner
• Ahli Kesehatan Daging
• Ahli Kesehatan Susu
• Ahli Mikrobiologi
• Ahli Virologi
4. Pengertian Diagnosis dan Prognosis
Diagnosis adalah (1) penentuan suatu kasus penyakit, (2) keterampilan membedakan suatu penyakit dengan yang lainnya.(Kamus kedokteran,DORLAND,2002)
Prognosis adalah perkiraan akhir yang mungkin terjadi dari serangan penyakit, prospek yang berkaitan dengan kesembuhan dari penyakit sebagaimana diperkirakan oleh sifat dan gejala klinis.(kamus kedokteran,DORLAND,2002)

5. Pengertian rabies, anthrax, toksoplasmosis, SARS, H5N1, H1N1
1. Rabies
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing, dan kera.
 Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan otak, yang merupakan tempat mereka berkembangbiak. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
Banyak hewan yang bisa menularkan rabies kepada manusia. Yang paling sering menjadi sumber dari rabies adalah anjing; hewan lainnya yang juga bisa menjadi sumber penularan rabies adalah kucing, kelelawar, rakun, sigung, dan rubah. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas atau rabies jinak. Pada rabies buas, hewan yang terkena tampak gelisah dan ganas, kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak, sejak awal telah terjadi kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total. Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar.
 Gejala
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala, tempat yang tertutup celana pendek, atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
Pada 20% penderita, rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan akan meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air liur. Kejang otot tenggorokan dan pita suara bisa menyebankan rasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu penderita rabies tidak dapat minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadang-kadang juga disebut hidrofobia (takut air).
 Diagnosa
Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi. Immunofluoresensi (tes antibodi fluoresensi) yang dilakukan terhadap hewan tersebut. Tes tersebut dapat menunjukkan bahwa hewan tersebut menderita rabies.
Biopsi kulit, pemeriksaan kulit leher dengan cara diperiksa dengan mikroskop, biasanya dapat menunjukkan adanya virus.

 Pengobatan
1. Jika segera dilakukan tindakan pencegahan yang tepat, maka seseorang yang digigit hewan yang menderita rabies kemungkian tidak akan menderita rabies. Orang yang digigit kelinci dan hewan pengerat (termasuk bajing dan tikus) tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan tersebut jarang terinfeksi rabies. Tetapi bila digigit binatang buas (sigung, rakun, rubah, dan kelelawar) diperlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan tersebut mungkin saja terinfeksi rabies.
2. Tindakan pencegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, tusukan yang dalam disemprot dengan air sabun. Jika luka telah dibersihkan, kepada penderita yang belum pernah mendapatkan imunisasi dengan vaksin rabies diberikan suntikan immunoglobulin rabies, dimana separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan.
3. Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies diberikan pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Nyeri dan pembengkakan di tempat suntikan biasanya bersifat ringan. Jarang terjadi reaksi alergi yang serius, kurang dari 1% yang mengalami demam setelah menjalani vaksinasi.
4. Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka resiko menderita rabies akan berkurang, tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin (pada hari 0 dan 2).
5. Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari. Kebanyakan penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas (asfiksia), kejang, kelelahan atau kelumpuhan total. Meskipun kematian karena rabies diduga tidak dapat dihindarkan, tetapi beberapa orang penderita selamat. Mereka dipindahkan ke ruang perawatan intensif untuk diawasi terhadap gejala-gejala pada paru-paru, jantung, dan otak. Pemberian vaksin maupun imunoglobulin rabies tampaknya efektif jika suatu saat penderita menunjukkan gejala-gejala rabies.
 Pencegahan
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terjangkit. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang beresiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu :
• Dokter hewan.
• Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi.
• Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan
• Para penjelajah gua kelelawar.
Vaksinasi memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap penyebaran selanjutnya harus mendapatkan dosis buster vaksinasi setiap 2 tahun.(Wikipedia,2009)
2. Anthrax
Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan, namun juga dapat menjangkiti manusia karena terekspos hewan-hewan yang telah dijangkiti, jaringan hewan yang tertular, atau spora antraks dalam kadar tinggi. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam.
Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
 Jenis-jenis
Ada 4 jenis antraks yaitu:
• antraks kulit
• antraks pada saluran pencernaan
• antraks pada paru-paru
• antraks meningitis.
 Penularan
Antraks biasa ditularkan kepada manusia karena disebabkan pengeksposan pekerjaan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular B. anthracis, dan antraks dalam ternakan liar dapat ditemukan di Amerika Serikat.
 Cara penjangkitan dan Diagnosa
Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus kecil, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.
Beberapa gejala-gejala antraks (tipe pencernaan) adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah bercampur darah, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit) atau (untuk tipe kulit) seperti borok setelah mengkonsumsi atau mengolah daging asal hewan sakit antraks.
Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.(Wikipedia,2009)
3. SARS
Sindrom Pernapasan Akut Berat (bahasa Inggris: Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) adalah sebuah jenis penyakit pneumonia. SARS pertama kali muncul pada November 2002 di Provinsi Guangdong, Tiongkok. SARS sekarang dipercayai disebabkan oleh virus SARS. Sekitar 10% dari penderita SARS meninggal dunia.
Setelah Tiongkok membungkam berita wabah SARS baik internal maupun internasional, SARS menyebar sangat cepat, mencapai negeri tetangga Hong Kong dan Vietnam pada akhir Februari 2003, kemudian ke negara lain via wisatawan internasional. Kasus terakhir dari epidemi ini terjadi pada Juni 2003. Dalam wabah itu, 8.069 kasus muncul yang menewaskan 775 orang.
 Gejala
Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam, myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 °C (100.4 °F). Sesak napas bisa terjadi kemudian.
Gejala tersebut biasanya muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2–3 hari. Sekitar 10–20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.
 Diagnosis
Sebuah kasus SARS yang mencurigakan adalah seorang pasien yang mengalami:
1. salah satu dari gejala-gejala termasuk demam dengan suhu 38°C atau lebih DAN
2. pernah mengalami
 kontak dengan seseorang yang didiagnosis mengidap SARS pada kurun waktu 10 hari terakhir ATAU
 mengunjungi salah satu dari daerah yang teridentifikasi oleh WHO sebagai area dengan transmisi lokal SARS (daerah itu pada 10 Mei 2003 adalah sebagian kawasan Tiongkok, Hong Kong, Singapura dan provinsi Ontario, Kanada).
Sebuah kasus kemungkinan SARS mempunyai gejala-gejala di atas berikut hasil sinar-X pada dada yang positif menderita atypical pneumonia atau sindrom pernapasan panik. Dengan kemajuan tes diagnosis coronavirus yang menyebabkan SARS, WHO telah menambah kategori "SARS menurut hasil laboratorium" untuk pasien yang sebenarnya masuk kategori "kemungkinan" namun belum/tidak mengalami perubahan pada sinar x di dada tetapi hasil diagnosis laboratorium positif menderita SARS menurut salah satu dari tes yang diperbolehkan (ELISA, immunofluorescence atau PCR).


 Pengobatan
Antibiotik masih belum efektif. Pengobatan SARS hingga kini masih bergantung pada anti-pyretic, supplemen oksigen dan bantuan ventilasi. Kasus SARS yang mencurigakan harus diisolasi, lebih baiknya di ruangan tekanan negatif, dengan kostum pengaman lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien. Awalnya ada dukungan anekdotal untuk penggunaan steroid dan antiviral drug ribavirin, namun tidak ada bukti yang mendukung terapi ini. Sekarang banyak juru klinik yang mencurigai ribavirin tidak baik bagi kesehatan.
Ilmuwan kini sedang mencoba segala obat antiviral untuk penyakit lain seperti AIDS, hepatitis, influenza dan lainnya pada coronavirus. Ada keuntungan dari penggunaan steroid dan immune system modulating agent lainnya pada pengobatan pasien SARS yang parah karena beberapa bukti menunjukkan sebagian dari kerusakan serius yang disebabkan SARS disebabkan oleh reaksi yang berlebihan oleh sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Penelitian masih berlanjut pada area ini.
Pada Desember 2004, laporan menyebutkan para peneliti Tiongkok telah menemukan sebuah vaksin SARS yang telah diujicoba pada 36 sukarelawan, 24 diantaranya menghasilkan antibodi virus SARS.

 Langkah-langkah yang diterapkan untuk memperkecil wabah SARS
WHO membangun jaringan bagi para doktor dan ilmuwan yang terlibat dengan SARS berupa situs aman untuk mempelajari sinar-X dada dan telekonferensi.
Berbagai langkah diterapkan untuk mengontrol infeksi SARS melalui cara karantina. Lebih dari 1.200 orang dikarantina di Hong Kong, 977 di Singapura dan 1.147 di Taiwan. Kanada juga mengarantinakan ribuan orang. Di Singapura, hampir seluruh sekolah diliburkan selama 10 hari dan di Hong Kong ditutup hingga 21 April untuk menahan penyebaran SARS.
Pada 27 Maret 2003, WHO menyarankan pemeriksaan bagi penumpang pesawat terbang untuk mendeteksi gejala SARS.
Di Singapura, Rumah Sakit (RS) Tan Tock Seng ditetapkan sebagai satu-satunya tempat penyembuhan dan pusat isolasi bagi seluruh kasus yang terbukti dan mungkin menderita SARS pada 22 Maret. Selanjutnya, seluruh rumah sakit menerapkan langkah bagi seluruh anggota staf supaya memeriksa suhu badan dua kali sehari, pengunjung hanya diperbolehkan mengunjungi pasien yang dirawat di bagian pediatric, obstetric dan pasien terpilih lainnya, dan itu pun hanya diperbolehkan satu orang pada setiap kesempatan. Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, videokonferensi digunakan untuk berkomunikasi. Sebuah layanan telepon dibuka untuk melapor kasus SARS, di mana layanan ambulans privat akan membawa mereka ke RS Tan Tock Seng.(Wikipedia,2009)
4. Toksoplasmosis
Toxoplasmosis adalah penyakit parasitik yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Parasit tersebut menginfeksi banyak binatang berdarah-hangat, termasuk manusia, tetapi paling sering menginfeksi kucing pada famili felidae. Binatang terinfeksi dengan mengigit daging yang terinfeksi, dengan kontak terhadap kucing feces, atau dengan infeksi dari ibu ke fetus. Kucing ditunjukan sebagai penyebab utama infeksi ini. Sementara hal ini benar, kontak dengan daging terinfeksi yang belum dimasak menjadi akibat lebih penting terhadap infeksi manusia pada banyak negara.(Wikipedia,2009)
 Cara Penularan
Infeksi dapat terjadi bila manusia makan daging mentah atau kurang matang yang mengandung kista. Infeksi ookista dapat ditularkan dengan vektor lalat, kecoa, tikus, dan melalui tangan yang tidak bersih. Transmisi toxoplasma ke janin terjadi utero melalui placenta ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini. Infeksi juga terjadi di laboratorium, pada peneliti yang bekerja dengan menggunakan hewan percobaan yang terinfeksi dengan toxoplasmosis atau melalui jarum suntik dan alat laboratorium lainnya yang terkontaminasi dengan toxoplasma gondii.
 Pencegahan
Dalam hal pencegahan toxoplasmosis yang penting ialah menjaga kebersihan, mencuci tangan setelah memegang daging mentah menghindari feces kucing pada waktu membersihkan halaman atau berkebun. Memasak daging minimal pada suhu 66C atau dibekukan pada suhu – 20C. Menjaga makanan agar tidak terkontaminasi dengan binatang rumah atau serangga. Wanita hamil trimester pertama sebaiknya diperiksa secara berkala akan kemungkinan infeksi dengan toxoplasma gondii.
5. Flu Burung
Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.

 Sumber Penularan
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia. Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
 Cara Penularan
Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1.Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi resiko penularan. Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung
 Gejala dan Perawatan
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.(Wikipedia,2009)
6. Flu Babi
Flu babi (Inggris:Swine influenza) adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A.
Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian. Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, dan H2N3.
 Tanda dan Gejala
Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.
Dalam mendiagnosa penyakit ini tidak hanya perlu melihat pada tanda atau gejala khusus, tetapi juga catatan terbaru mengenai pasien. Sebagai contoh, selama wabah flu babi 2009 di AS, CDC menganjurkan para dokter untuk melihat apakah jangkitan flu babi pada pasien yang di diagnosa memiliki penyakit pernapasan akut memiliki hubungan dengan orang yang di tetapkan menderita flu babi, atau berada di lima negara bagian AS yang melaporkan kasus flu babi atau berada di Meksiko dalam jangka waktu tujuh hari sebelum bermulanya penyakit mereka. Diagnosa bagi penetapan virus ini memerlukan adanya uji makmal bagi contoh pernapasan. (Wikipedia,2009)









Daftar Pustaka
Anonim.2009.http://duniaveteriner.com/2009/04/peran-dokter-hewan-dalam-menyediakan-pangan-yang-asuh/. Tanggal akses 14/09/2009
Anonim.2009.http://id.wikipedia.org/wiki/SARS/flu_burung/toksoplasmosis/anthrax/rabies. tanggal akses 14/09/2009
Dorland, W.A.Newman.2002.Dorland ilustrated medical dictionary.W.B. Saunders Company:Philadelphia,Pennsylvania
Haryono. Haryanto.dkk.2009.Panduan Akademik 2009.Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Hiswani.2007.Toxoplasmosis penyakit zoonosis yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil.Universitas Sumatera Utara
Triakso.2008.http://triakoso.blog.unair.ac.id/2008/05/26/penyakit-zoonosis-pada-hewan-kesayangan/.com.Tanggal akses 14/09/2009
Umar, Hafizuddin.2009.http://hafizuddin-umar.blogspot.com/2009/07/undang-undang-veteriner-masa-depan.html.Tanggal akses 14/09/2009

Jumat, 16 April 2010

UP 3 BLOK 1

Salahnya Dimana?
Seorang sarjana kutu buku merasakan sulitnya mencari pekerjaan. Indeks prestasi yang diperoleh oleh sarjana tersebut sebenarnya cukup tinggi yaitu 3,75. Tiga dari lima ujian seleksi pekerjaan yang telah dijalaninya, ternyata perusahaan justru menerima teman seangkatan yang IP-nya lebih rendah dari dirinya.
Sarjana tersebut mengakui bahwa mereka merupakan lulusan yang saat menjadi mahasiswa sangat aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan kemasyarakatan. Sarjana kutu buku merenung,ternyata keberhasilannya menguasai pengetahuan saja tidak cukup untuk menghadapi persaingan dalam kehidupan.
A. Learning Objective
1. Kemampuan yang diperlukan agar mudah dalam memperoleh pekerjaan
2. Kriteria pembelajar sukses
3. Pengertian dan pengaruh dari Living skills, learning skills dan thinking skills bagi mahasiswa baik pada saat sekarang maupun masa depan
4. Pengertian dan pengaruh dari hard skills dan soft skill
5. Faktor pendukung untuk menjadi pembelajar sukses
6. Pengaruh Indeks Prestasi, kegiatan kemahasiswaan dan kemasyarakatan bagi mahasiswa
B. Pembahasan
1. Kemampuan yang diperlukan agar mudah dalam memperoleh pekerjaan
Dalam era persaingan pasar global seperti sekarang ini hanya beberapa orang yang mempunyai kualitas dan kompetensi yang lebih saja yang dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan. Seseorang yang mempunyai kualitas dan kompetensi lebih adalah seseorang yang mempunyai keseimbangan antara hard skills dan soft skills dalam hidupnya. Hard skills adalah kemampuan seseorang yang dapat dinilai dari technical test atau practical test,seperti akademis, sedangkan soft skills adalah ketrampilan personal- yaitu ketrampilan khusus yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik, sehingga tidak dapat dinilai melalui technical test atau practical test. Biasanya perusahaan melakukan proses recruitment and selection bukan hanya sekedar sebuah mekanisme mengisi posisi yang lowong dalam sebuah organisasi, namun lebih kepada menjaga keseimbangan dinamika kehidupan dari organisasi tersebut, sehingga kelebihan kompetensi dan kualitas menjadi tolok ukur kemudahan seseorang dalam memperoleh suatu pekerjaan karena diharapkan akan menjadi orang yang tepat dan bisa mengaplikasikan kemampuannya pada tempat yang tepat pula (The right man in the right place). (Buni,2006).




2. Karakteristik pembelajar sukses
Pembelajar sukses adalah orang yang tidak jemu-jemu untuk mempalajari sesuatu yang belum dikuasainya. Seseorang dapat dikatakan sebagai pembelajar sukses apabila dia telah mampu memahami dan mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dan bermanfaat bagi masyarakat luas.(Neila ramdhani,2009).
Kompetensi pembelajar sukses menurut Motorola University adalah :
1. Learning to learn ability yang meliputi knowledge, skills, dan attitudes
2. Mampu mengkomunikasikan (menyampaikan dan mendengarkan)
3. Mampu memecahkan masyalah secara kreatif
4. Mempunyai ketrampilan IT sebagai syarat mutlak yang harus dimiliki tenaga kerja profesional
5. Mempunyai pemahaman terhadap bisnis global
6. Mempunyai jiwa kepemimpinan dengan kemampuan memberdayakan bawahan, visioner, energik, dan mampu
7. Mampu mengelola karir pribadi

3. Pengertian dan pengaruh dari Living skills, teaching skills dan learning skills bagi mahasiswa baik pada masa sekarang atau masa depan

Living skills adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari. Living skills sangat mempengaruhi keberhasilan kita dalam proses belajar mengajar atau pun dalam kehidupan kita kelak karena living skills mempunyai tujuan membangun karakter sukses yaitu pengembangan pribadi,hubungan interpersonal,manajemen waktu dan manajemen konflik.
Learning skills adalah keterampilan yang digunakan untuk mengembangkan diri melalui proses belajar yang berkelanjutan (long life learning). Konsep dasar living skills adalah mampu memahami strategi belajar, mampu memahami gaya belajar, mampu memahami stimulus belajar, mampu membuat mind maping, power reading, dan mampu membiasakan diri untuk selalu berfikir kritis.Oleh sebab itu dengan penguasaan lerning skills yang tepat, kita dapat menciptakan suatu lingkungan belajar yang kondusif.(Bambang Semiarto,2009)
Thinking skills adalah ketrampilan berpikir untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan ini muncul pada saat kita mengkritisi fenomena kehidupan dan pada tataran yang lebih tinggi , keterampilan ini digunakan untuk memecahkan masalah. Thinking skills meliputi kreativitas, pengambilan keputusan, problem solving, visualizing, knowing how to learn, dan reasoning. Dalam pengambilan keputusan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu antara lain(Bambang Semiarto,2009);
1. Nilai, yakni keyakinan prinsip-prinsip yang dipegang teguh
2. Rasa, yakni emosi yang menyertai pikiran dan perilaku seseorang
3. Tingkat resiko, yaitu sejauh mana konsekuensi dari keputusan
4. Keluarga, yaitu meliputi aturan dalam keluarga dan tradisi atau norma keluarga
5. Kebiasaan, yakni pola perilaku yang berulang
6. Teman sejawat
Dari deskripsi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa Living skills, learning skills, teaching skills, dilengkapi keagamaan adalah suatu keterampilan sukses (success skills), sehingga keempatnya mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk memperoleh suatu kesuksesan baik untuk masa sekarang atau untuk masa depan kelak.

4. Pengertian dan pengaruh dari Hard Skills dan Soft skills
Hard Skills adalah sesuatu yang berhubungan dengan akademis dan kurikulum dengan(Bambang Semiarto,2009). Hard Skills adalah sesuatu yang dapat dinilai dari technical test atau practical test(Ibun,2006).Hard Skills bersifat teknis dan biasanya sekedar tertulis pada bio data atau CV seseorang yang mencakup pendidikan, pengalaman, dan tingkat keahlian (teknis).(Budi Hermana,2008).
Soft Skills pada dasarnya merupakan ketrampilan personal- yaitu ketrampilan khusus yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik.(Budi Hermana,2008). Soft Skills adalah sesuatu yang bersifat invisible,melalui proses panjang, dan tidak dapat dirasakan langsung. Dalam Soft skills mengandung kemampuan personal dan keterampilan interpersonal. Kemampuan personal meliputi; kejujuran, tanggung jawab, kepercayaan diri, kemampuan sosial,dan manajemen diri. Keterampilan interpersonal meliputi; kemampuan berpartisipasi dalam tim, belajar dan berbagi pengetahuan, kepemimpinan dan negoisasi dan kerjasama dalam keragaman (Bambang Semiarto,2009). Soft Skills merupakan istilah sosiologis yang merujuk pada sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, kepekaan/kepedulian, serta optimisme.(wikipedia,2007).
Dilihat dari berbagai pengertian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa hard skills dan soft skills merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang karena keduanya merupakan salah satu kunci dari kesuksesan, keduanya tidak mungkin dipisahkan satu sama lain karena hard dan soft skills saling melengkapi untuk membentuk manusia yang mempunyai keterampilan dan kemampuan yang lebih,baik dalam sisi akademis maupun kemampuan mengelola diri dan orang lain. Menurut riset dari Harvard University, Amerika Serikat (AS), mengungkapkan bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% dengan hard skill dan sisanya 80% dengan soft skill.

5. Faktor pendukung untuk menjadi pembelajar sukses
Beberapa faktor pendukung kesuksesan dalam belajar antara lain orang tua, fasilitas belajar seperti ; ruang kelas, perpustakaan, internet. Lingkungan seperti suasana yang tenang dan nyaman sehingga dapat berkonsentrasi tanpa stress. Emosional seperti motivasi dan tanggungjawab. Sosiologis seperti ; teman, pengajar, kelompok belajar. Unsur fisik, hal ini lebih berkaitan dengan persepsi waktu kapan kita nyaman untuk belajar. Selain faktor pendukung diatas, untuk menjadi pembelajar sukses menurut (Bambang S,2009), seseorang pembelajar sukses mempunyai strategi dalam belajarnya, antara lain;
1. Selalu mengembangkan sikap, belajar dan bekerja itu menyenangkan
2. Tidak pernah menunda pekerjaan dan belajar
3. Dapat merubah sesuatu yang dianggap pekerjaan menjadi menyenangkan “bermain”
4. Menganggap belajar bukan sebagai pekerjaan, namun sebagai permainan. “learning is fun”

Selain itu, untuk menjadi seseorang pembelajar sukses, perlu adanya keterampilan-keterampilan khusus antara lain (Bambang S,2009);
A. Ketrampilan pengenalan diri (penyesuaian lingkungan)‏
- pengembangan diri
- ketrampilan sosial
- manajemen diri: cerdas, selalu mau belajar
B. Ketrampilan mengenali gaya belajar
- tipe pembelajar
* ativist (aktif mencoba)
* reflector (mengamati orang lain)
* theorist (mempelajari teori dulu)
* pragmatist (prinsip yang dipahami apa berlaku situasi berbeda)
C. Ketrampilan bekerjasama
D. Ketrampilan berinovasi
E. Ketrampilan memecahkan masalah
• identifikasi masalah
• mengumpulkan informasi
• alternatif pemecahan
• evaluasi konsekuensi kreatif dan inovatif
• mengambil keputusan

F. Keterampilan meraih tujuan

6. Pengaruh Indeks Prestasi, kegiatan kemasyarakatan dan kemahasiswaan bagi mahasiswa
Indeks Prestasi (IP) merupakan tolok ukur/ parameter sejauh mana kita mampu untuk menguasai materi kuliah yang telah disampaikan, indeks prestasi biasanya tertulis dalam bentuk angka. Kegiatan kemahasiswaan dan kemasyarakatan adalah kegiatan mahasiswa diluar kegiatan akademis, dimana kegiatan ini lebih menonjolkan keterampilan mengelola diri dan orang lain, karena dalam kegiatan kemahasiswaan/ kemasyarakatan banyak berinteraksi dengan banyak orang. Indeks prestasi dan kegiatan kemasyarakatan/ kemahasiswaan adalah dua hal yang tidak mungkin terpisahkan karena keduanya saling erat berhubungan, seorang mahasiswa pandai, lulus dengan indeks prestasi cumlaude, yang tidak pernah mengikuti kegiatan kemahasiswaan mungkin belum tentu bisa sukses untuk menerapkan/ mengaplikasikan ilmunya dimasyarakat, karena mahasiswa tersebut kurang dalam keterampilan bersosialisai dengan orang banyak, sehingga mahasiswa tersebut akan kesulitan bagaimana untuk memulai mengaplikasikan ilmu yang didapatnya didalam masyarakat. Sebaliknya, seorang mahasiswa yang sangat aktif dalam organisasi,baik kemahasiswaan atau kemasyarakatan, mungkin akan kesulitan untuk mengikuti kegiatan belajar dikampusnya, dikarenakan banyak waktunya yang tertersita untuk organisasi, alhasil mahasiswa tersebut lulus dengan waktu lebih lama dibandingkan teman-temannya. Ada seorang mahasiswa dimana dia mampu menyeimbangkan antara kegiatan akademis dan berorganisasi, mahasiswa tersebut aktif berorganisasi tapi tidak melupakan tugas utamanya yaitu sebagai seorang pelajar, akhirnya dia dapat lulus tepat waktu dan tidak mengalami kesulitan mengaplikasikan ilmu yang didapatnya karena dia telah mempunyai keterampilan bersosialisai dan berorganisasi yang pernah didapatnya sewaktu kuliah dulu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Indeks Prestasi (IP), kegiatan kemasyarakatan dan kemahasiswaan harus mampu dikuasai secara seimbang oleh mahasiswa karena mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi kesuksesan mahasiswa saat ini maupun untuk masa yang akan datang.



Referensi
Ramdhani, Neila dan Fadila,H.A.dkk.2009.Menjadi Pembelajar Sukses. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta
Hermana, Budi.2008.http://hard-skills-and-soft-skills.htm.com. tanggal akses 08/09/2009
Panji.2009.http://dualisme-antara-mengejar-nilai-dan-kegiatan-kemahasiswaan.html.com. tanggal akses 08/09/2009
Hidayatullah, Furqon.2009.http://berkarakter-kuat-cerdas-kurikulum-sekolah.com. tanggal akses 08/09/2009
Ibun.2006.http://beda-soft-skills-dan-hard-skills.com. tanggal akses 09/09/2009
Hidayat,Nur.2009.http://sinkronisasi-kegiatan-akademik-dan-kegiatankemahasiswaan.htm.com. tanggal akses 09/09/2009

UP 2 BLOK 1

Sumber Informasi
Pembuatan laporan ilmiah merupakan salah satu jenis tugas yang seing diberikan kepada mahasisiwa di perguruan tinggi. Tahap paling penting dalam penyusunan sebuah laporan ilmiah adalah pencarian data yang terkait dengan topik laporan. Laporan hasil penelitian harus memuat pembahasan terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai data penelitian yang sudah ada sebelumnya. Mahasiswa dengan demikian harus mempunyai keterampilan dalam memanfaatkan berbagai sumber informasi untuk melengkapi berbagai data yang diperlukan.
Sumber utama informasi pada saat ini yang dapat menunjang pengumpulan data dengan cepat dan akurat adalah perpustakaan dan internet. betulkah demikian? Apakah sumber informasi tersebut diatas dapat digunakan sebagai sumber belajar? Apakah ada sumber informasi lain yang dapat digunakan sebagai sumber belajar?

A. Learning Objektif
1. Apakah semua sumber informasi merupakan sumber belajar?
2. Pengertian sumber informasi dan sumber belajar?
3. Apakah pengaruh sumber informasi terhadap sumber belajar?
4. Jelaskan jenis-jenis sumber informasi beserta contohnya?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan perpustakaan dan internet?

B. Pembahasan
1. Pengertian sumber informasi dan sumber belajar
Sumber informasi adalah segala hal yang dapat digunakan oleh seseorang sehingga mengetahui tentang hal yang baru,dan mempunyai ciri-ciri yaitu,(1) dapat dilihat, dibaca dan dipelajari, (2) diteliti, dikaji dan dianalisis (3) dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian, laboratorium, (4) ditransformasikan kepada orang lain.
Menurut beberapa pendapat, sumber belajar mempunyai arti yaitu; Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya,sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar .(Association for Education Communication and Technology;1994). Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Menurut Degeng (1990: 83), menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh si-belajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.



2. Semua sumber informasi merupakan sumber belajar
Secara umum, semua sumber informasi adalah suatu sumber belajar, karena dalam sumber informasi selalu terkandung hal-hal yang dapat digunakan sebagai sumber belajar,hanya saja semua itu tergantung pada kebutuhan belajar masing-masing individu dalam memanfaatkan sumber informasi sebagai sarana untuk belajar.
3. Pengaruh sumber informasi terhadap sumber belajar
Sumber informasi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap sumber belajar. Sumber informasi menyediakan segala hal yang berguna sebagai sarana untuk mempelajari segala sesuatu yang mungkin menjadi hal yang baru. Kelengkapan dan kebenaran suatu informasi sangat mempengaruhi hasil belajar, karena informasi merupakan sumber pokok pembelajaran, selain itu kelengkapan informasi dapat mempermudah terlaksananya proses belajar sehingga akan didapat sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diharapkan.
Mengingat sangat vitalnya pengaruh sumber informasi terhadap sumber belajar, maka penyaringan informasi menjadi hal utama yang harus dilakukan, hal ini diharapkan untuk mencegah salah tempat-nya suatu sumber informasi bagi pembelajar, diakibatkan karena kebutuhan belajar tiap individu berbeda.

4. Jenis-jenis sumber informasi
a. Visual
Adalah sumber informasi yang dapat dilihat oleh indera penglihatan, dapat berbentuk tuliasan dan gambar.
Contoh : buku,journal,makalah
b. Audio
Adalah sumber informasi yang hanya dapat diperoleh melalui indera pendengaran, karena hanya berupa suara.
Contoh : Radio
c. Audiovisual
Adalah sumber informasi yang dapat diperoleh baik melalui indera penglihatan maupun pendengaran.
Contoh : televisi, pakar/ahli, HP, internet



5. Kelebihan dan kekurangan Perpustakaan dan Internet
a.1. Kelebihan Perpustakaan
- Sebagai tempat pencarian informasi/ sumber belajar yang murah dan lengkap
- Tempat yang nyaman dan kondusif untuk belajar
- Memungkinkan untuk dapat belajar dalam waktu yang lama, karena buku dapat dipinjam
- Kebanyakan buku adalah hasil tulisan/ penelitian para ilmuwan, sehingga tingkat kebenarannya tinggi
- Buku sebagai media belajar yang berupa kertas, mempunyai keuntungan yaitu praktis dan mudah dibawa
- Pemandu perpustakaan membantu kita dalam pencarian buku referensi, sehingga lebih efisien

b.1. Kekurangan Perpustakaan
- Terbatasnya jam operasional perpustakaan
- Kurang perawatan terhadap buku-buku, sehingga buku mudah rusak karena sering dipinjam
- Penataan buku-buku yang kurang teratur sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mencari
- Stok buku terbatas, sehingga harus menunggu buku dikembalikan oleh peminjam sebelumnya
- Sumber informasi berdasarkan tingkat kebutuhan penggunanya
a.2. Kelebihan Internet
- Sumber informasi yang menjangkau seluruh dunia, cepat dan efisien
- Dapat melayani akses pertukaran data dengan cepat antar pangguna
- Informasi dalam internet up to date
- Hasil pencarian langsung terfokus pada sub pokok yang akan dipelajari/dicari
- Dapat diakses dibanyak tempat karena banyaknya tempat-tempat penyedia layanan internet
b.2. Kekurangan Internet
- Adalah sumber informasi yang relatif mahal
- Tingkat kebenaran relatif rendah karena sebagian besar adalah menurut pendapat pribadi/ artikel pribadi dan belum teruji
- Rawan terjadi penyalahgunaan (Cyber Crime) dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab sehingga dapat merusak moral manusia
- Di butuhkan keterampilan khusus untuk bisa menggunakan internet, karena tidak setiap orang dapat menggunakan internet


Referensi
Karwono. 1997. Blog at WordPress.com.31/09/2009
Wijaya. 2008. http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/. 31/09/2009
Anonoim. 2008. http://media.diknas.go.id/media/document/4275.pdf. 31/09/2009
Sadiman, Arief S. 1998. Perpustakaan Sebagai Pusat Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Anonim. 2008. http://library.usu.ac.id. 31/09/2009

Kamis, 11 Maret 2010

UP 1 BLOK 1

Perubahan Pembelajaran dari TCL ke SCL

Seorang alumni FKH yang berkunjung ke fakultas terheran –heran melihat aktivitas belajar mahasiswa PBL yang sangat tinggi. Mahasiswa terlihat sangat serius berdiskusi dalam kelompok kecil, aktif mengakses internet, mencari bahan di perpustakaan, dan tidak sungkan berkonsultasi dengan dosen.

Alumni tersebut merasa kondisi diatas tidak pernah dialaminya ketika kuliah dulu, dan untuk menghilangkan rasa penasarannya, alumni tersebut membaca buku pengantar SCL karya Prof. Harsono yang memuat uraian tentang sistem pembelajaran independent/individual, cooperative, colaborative, active, self directed, project research based, case based, dan problem based dengan seven jump.

A. Learning Objective

1. Apa yang dimaksud TCL dan SCL ?

2. Apa sebab dan akibat perubahan pembelajaran dari TCL dan SCL ?

3. Apa kelebihan dan kekurangan dari TCL dan SCL ?

B. Pembahasan

1. Theacher-centered learning(TCL) adalah suatu proses pembelajaran dimana pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan ajar, irama pembelajaran dan merupakan mimbar utama bagi pengajar dengan kualifikasi pakar.

Student-centered learning(SCL) adalah suatu proses pembelajaran yang menempatkan mahasiswa (pembelajar) sebagai peserta didik aktif dan mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai adult leaner , bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajarannya. SCL didasarkan pada berbagai konsep dasar antara lain sebagai berikut:

a. Konsep tentang pembelajaran

1. Pembelajaran merupakan proses aktif:

- Perlu berbuat atau mengerjakan sesuatu

- Perlu pengalaman dan membangun makna dari praktek

- Belajar bukan menerima pengetahuan secara pasif

2. Pembelajar memerlulan refleksi mental

- Terjadi pemikiran tentang hasil aktivitas/kerja/ pengalaman

- Diperlukan refleksi mental dalam pemikiran pembelajar

- Terjadi kebersamaan antara pikiran dan tangan

3. Pembelajar merupakan aktivitas sosial

- Berhubungan erat dengan elemen sosial, seperti petani, klien, dll

- Memperhatikan aspek sosial, seperti dialog atau diskusi

- Tidak terkunci di materi, menerapkan yang dipelajari dengan kontek nyata sehari-hari

4. Pembelajaran dibangun berdasarkan prior knowledge:

- Berhubungan dengan tempat berada

- Terjadi asimilasi pengetahuan baru dan Sebelumnya

5. Pembelajar memerlukan refleksi mental

- Peninjauan kembali gagasan yang sudah ada

- Produk pemikiran dan pengalaman yang berulang

- Perlu persiapan, pelaksanaan, dan refleksi

6. Pembelajar memerlukan motivasi

7. Peningkatan pengetahuan secara kuantitatif

8. Proses mengingat, menyimpan informasi, dan dapat direproduksi

9. Proses pemahaman

10. Proses memperoleh fakta

11. Membuat dan mengembangkan makna,dengan menghubungkan bagian dari berbagai subyek menjadi sesuatu yang berkaitan dengan dunia nyata

b. Konsep tentang Meaningful learning (ML)

1. Intruksi pembelajaran ML merupakan proses aktif penggunaan pengetahuan untuk pemecahan masalah

2. ML melibatkan prior knowledge, modifikasi pemahaman konsep awal menjadi pemahaman lebih luas, dalam, dan maju

3. ML bersifat subyektif dan pribadi; penghayatan materi, medorong pembelajaran lebih efektif

4. ML meliputi pemecahan masalah yang menyerupai dunia nyata

5. ML bersifat sosial, berinteraksi antar pembelajar, saling tukar persepsi, informasi, kerjasama dalam pemecahan masalah

6. ML merupakan refleksi kognitif

7. ML mendorong proses pembelajaran dipercepat

c. Metode Pembelajaran SCL

Learning Focus:

1. Cooperative learning (Pembelajaran kooperatif)

a. Prinsip pembelajaran kooperatif

-Mahasiswa aktif

- Mahasiswa belajar dari dan dengan teman- temannya

- Mahasiswa belajar bersama untuk mencapai tujuan belajar tertentu

- Mahasiswa bertanggungjawab atas hasil pembelajaran yang dicapai

b. Prosedur pembelajaran kooperatif

- Dosen menjelaskan topik yang dipelajari

- Kelas dibagi 5 – 7 orang dan saling kerjasama

-Dosen membagi sub-sub topik kepada masing- masing kelompok, dengan pertanyaan atau tugas yang berkaitan dengan masing-masing sub-topik

- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi atau pekerjaannya dalam kelompok

2. Collaborative learning (Pembelajaran kolaboratif)

a. Prinsip pembelajaran kolaboratif

- Proses aktif

- Mahasiswa mengasimilasi informasi dan menghubungkan dengan pengetahuan baru melalui kerangka acuan pengetahuan sebelumnya

- Tantangan yang membuka wawasan mahasiswa untuk secara aktif berinteraksi/komunikasi

- Mahasiswa mendapat keuntungan lebih dengan berbagi pandangan yang berbeda dengan temannya

- Mahasiswa ditantang secara sosial dan emosional ketika menghadapi perbedaan perspektif

b. Prosedur pembelajaran kolaboratif

- Dosen menjelaskan topik yang akan dipelajari

- Dosen membagi setiap kelompok 5 orang

-Dosen membagi lembar kasus yang terkait dengan topik yang dipelajari

- Dosen meminta masing-masing membaca kasus,mengerjakan tugas yang terkait dengan persepsi dan solusi terhadap kasus

- Dosen meminta masing-masing kelompok kecil mendiskusikan kesepakatan kelompok

- Dosen meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan meminta kelompok lain memberikan tanggapan

3. Competitive learning (Pembelajaran kompetitif)

a. Prinsip pembelajaran kompetitif

- Mahasiswa saling berkompetisi dengan temannya

- Kompetisi secara individu (berkompetisi dengan dirinya sendiri dibandingkan prestasi sebelumnya) maupun kompetisi kelompok (membangun kerjasama kelompok)

b. Prosedur pembelajaran kompetitif

- Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran

- Dosen membagi kelas kecil 5 – 7 orang

- Dosen menjelaskan prosedur tugas yang akan dikompetisikan dengan standar penilaian

- Dosen memfasilitasi kelompok untuk dapat mengerjakan tugas sebaik-baiknya

- Dosen memberikan penilaian sesuai dengan kinerja yang telah ditentukan

4. Case based learning (Pembelajaran berdasarkan Kasus)

a. Prinsip pembelajaran kasus

- Mahasiswa menguasai dan menerapkan konsep dalam praktek nyata

- Mahasiswa menganalisis kasus tidak hanya berdasarkan commonsense tetapi menggunakan bekal pengetahuan dan materi yang dipelajari

- Mahasiswa berkomunikasi dan berargumentasi terhadap analisis kasus

b. Prosedur pembelajaran kasus

- Dosen menjelaskan tujuan dan metode pembelajaran

- Mahasiswa mempelajari konsep dasar berkaitan dengan tujuan pembelajaran

- Mahasiswa diminta membaca buku teks yang membahas materi tersebut

- Dosen membagi lembar pertanyaan yang harus dijawab

- Mahasiswa mempresentasikan hasil analisis kasusnya

- Mahasiswa dan dosen dapat memberikan tanggapan terhadap presentasinya

5. Project based learning (Pembelajaran berdasarkan penelitian/riset)

a. Prinsip pembelajaran penelitian

- Dosen memberitahu kepada mahasiswa untuk mengerjakan materi pembelajaran dari hasil penelitian

- Pengalaman pembelajaran dari penelitian sebenarnya dibentuk dari praktek ilmu dan ketrampilan

- Kemampuan untuk melakukan pekerjaan secara serius

- Meminta mahasiswa untuk memcari banyak sumber untuk pemecahan masalah

6. Problem based learning (Pembelajaran berdasarkan masalah)

a. Proses pembelajaran PBL

- Unit satuan pembelajaran dalam bentuk modul/blok

- Self directed learning

- Small group learning

- Integrasi dasar keilmuan

- Practical problem

- Dimulai dengan masalah

- Diskusi dengan prosedur sistematik

- Dipandu tutor (fasilitator) à 7 langkah

b. Seven jump (7 Langkah)

L1: Menjelaskan istilah dan konsep

L2: Menetapkan kata kunci dan masalah

L3: Menganalisis masalah

L4: Menhubungkan atau menarik kesimpulan

L5: Merumuskan tujuan/sasaran pembelajaran

L6: Mengumpulkan informasi

L7: Mensintesis dan menguji informasi baru

b. Proses pembelajaran PBL

- Tutorial

- Skenario à masalah à learning objective

- Memilih sumber belajar

- Menentukan waktu belajar (mandiri)

2. Sebab dan akibat perubahan pembelajaran dari TCL ke SCL

Keinginan untuk mengubah proses pembelajaran yang berbasis Theacher-centered

learning yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, menjadi sistem Student-centered learning.

Teacher-centered learning

1. Suasana berpusat pada guru

2. Kendali ada ditangan guru

3. Kekuasaan dan tanggung jawab terutama ada ditangan guru

4. Pengalaman pembelajaran bersifat kompetitif

5. Pengetahuan diberikan secara terpisah oleh beberapa guru

Student-centered learning

1. Suasana dapat berpusat pada peserta didik

2. Peserta didik dapat mengendalikan proses pembelajaran

3. Kekuasaan dan tanggung jawab ada di peserta didik

4. Pembelajaran bersifat kooperatif, kolaboratif, atau independent.

Peserta didik bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran, saling memberi/bertukar pikiran. Peserta didik berkompetisi dengan kinerja mereka sebelumnya, bukan dengan temannya

5. Peserta didik dihadapkan pada masalah yang ontentik dan terintegrasi

b. Kelebihan dan kekurangan TCL dan SCL

1. Kelebihan TCL

A. Sejumlah besar informasi dapat diberikan dalam waktu singkat

B. Informasi dapat diberikan ke sejumlah besar mahasiswa

C. Pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan ajar, dan irama pembelajaran

D. Merupakan mimbar utama bagi pengajar dengan kualifikasi pakar

E. Bila kuliah diberikan dengan baik, menimbulkan inspirasi dan stimulasi bagi mahasiswa

2. Kekurangan TCL

1. Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya, tidak ada partisipasi dari pembelajar

2. Terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang mhs untuk mengemukakan pendapatnya

3. Tidak kondusif terjadinya critical thinking

4. Mendorong pembelajaran pasif

5. Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara aktif dan mandiri

1. Kelebihan SCL

2. Mengaktifkan mahasiswa

3. Mendorong mahasiswa mengasai pengetahuan

4. Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata

5. Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis

6. Mengenalkan berbagai macam gaya belajar

7. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang pembelajar

8. Memberi kesempatan pengembangan berbagai strategi assessment

2. Kekurangan SCL

1. Sulit diimplementasikan pada kelas besar

2. Memerlukan waktu lebih banyak

3. Tidak efektif untuk semua jenis kurikulum

4. Tidak cocok untuk mahasiswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis

Daftar Pustaka

Harsono, Sastrowijoto S. 1996. Inovasi Pendidikan Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; Pertemuan Consortium of Health Sciences: Jakarta

Harsono dan Dwiyanto. 2005. Pembelajaran Berpusat Mahasiswa. Pusat Pengembangan Pendidikan UGM